Judul ini di latar belakangi penulis ketika asyik macet di toll jagorawi sambil makan kacang merk G…….. Ternyata kacang tersebut sudah tidak bersama kulitnya, tapi ada juga kacang merk G atau merk lain seperti D……..K……yang juga dijual dengan kulitnya. Tetapi yang membuat saya menjadi tersenyum sendiri adalah adalah pepatah jawa yang berbunyi “Kacang Ora Ninggalake Lanjaran”….kata istri saya yang orang sunda ……”pamali” ………..Tapi saat ini oleh Produsen kacang pameo tersebut di patahkan bahwa kacang juga laku dan laris di jual tanpa kulit/lanjaran………….. kalau kita mampu membuat/meraciknya dengan lezat maka seperti kacang bali kalo kita melancong ke bali pasti beli kacang bali yang dijual tidak dengan kulitnya…………..
Cerita diatas adalah sebuah gagasan dari sebuah inovasi, bahwa gagasan yang baik adalah gagasan yang tidak tersembunyi gagasan yang Nampak di depan mata kita, bahkan kadang dianggap oleh sebagian besar orang sebagai hal yang sepele. Padahal tugas kita manajemen seharusnya memperhatikan hal yang nyata tapi tidak kasat mata tersebut untuk dapat segera di realisasikan menjadi ide nyata kemudian menjadi produk riil yang mampu dijual.
Dengan membuat PT pengelola usaha Sismadi Group pada saat saat ini sebenarnya sedang melakukan inovasi, menurut saya tentunya inovasi selalu ada resiko didalamnya. Langkah berikutnya tentunya adalah bagaimana mendorong PT pengelola ini untuk hidup berdampingan dengan resiko-resiko yang ada di dalamnya. Tentunya kekhawatirang akan ada kesalahan pasti ada di tiap diri kita akan tetapi dengan memahami dan menciptakan lingkungan yang selalu bersahabat dengan resiko akan juga memudahkan bagi kita semua tidak dengan cepat memencet tombol “panic button”. Karena keberhasilan adalah sisi lain dari sebuah kegagalan keduanya adalah dua mata keping logam yang di selimuti alam, barang siapa yang mampu bersinergi dengan alam maka sang bijak alam semesta akan mendukung ke sisi kanan dan sebaliknya bila kita tidak mampu bersinergi maka sang bijak memiliki system yang medorong ke sebelah kiri atau kegagalan.
Para innovator banyak di sekeliling kita, tapi hanya sedikit yang benar benar mampu menyerap dan bersinergis dengan alam. Jaman yang penuh dengan arus informasi membuat banyak orang yang cepat menimbunnya tapi ada juga ada yang cepat menyerap dan menyebarkannya. Bila kita terlalu banyak menimbun informasi tanpa menyebarkan karena ketakutan kita sendiri maka kita akan tidak mampu meraih keberhasilan dengan alam semesta. Begitu banyak pola pikir pada orang-orang kita yang menimbun informasi dengan alasan kalau di ketahui Kompetitor maka akan menjadi masalah. Ini adalah model persaingan yang sudah membabi buta. Padahal dengan pola saat ini ada istilah –Koopetisi– gabungan kerjasama dan kompetisi/persaingan adalah jaman dimana kita memperlihatkan kapasitas diri kita sebagai manusia yang hidup di jaman serba terbuka dan terus deras mengalir informasi baru yang seharusnya pula cepat diserap dan di jadikan gagasan baru untuk usaha kita agar terus lestari dan berkembang.
Sekali lagi menurut saya bahwa inovasi pasti berhubungan dengan resiko-resiko, seorang manager yang memiliki keberanian untuk mengambil resiko adalah sebenarnya kalau ditanya mereka juga sedang menghadapi kekhawatiran akan sebuah ketakutan yang besar akan kegagalan. Akan tetapi mereka para manager yang berani ambil resiko itu mampu mengelola rasa takutnya menjadi suatu energy yang mengalahkan sensasi gelora negative. Kata Vince Lombardi—-” kalau Kamu tidak mampu menerima kegagalan maka kamu tidak akan bisa mencapai keberhasilan”—-wasalam